Strategi-strategi alternatif yang
diajukan oleh para partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan dalam satu
rangkaian rapat. Ketika semua strategi yang masuk akal yang diidentifikasi oleh
partisipan telah disampaikan dan dimengerti, strategi-strategi tersebut
hendaknya diperingkat berdasarkan daya tarik masing-masing menurut partisipan,
dengan kriteria (1)Jangan diterapkan, (2)Mungkin diterapkan, (3)Sebaiknya
diterapkan, dan (4)Harus diterapkan. Proses ini akan menghasilkan sebuah daftar
prioritas terbaik yang mencerminkan pemikiran seluruh anggota kelompok.
Teknik-teknik perumusan strategi yang
penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga
tahap. Berikut ini penjelasan masing-masing tahap secara sistematis :
1. Tahap
Input.
Informasi
yang diperoleh dari analisis kondisi internal, eksternal dan profil kompetitif
menjadi informasi dasar untuk tahap pencocokan dan tahap keputusan. Alat-alat
input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektifitas selama
tahap awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan-keputusan
kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor-faktor
eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih
efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif
yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat.
2.
Tahap Pencocokan.
Tahap
pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri atas limateknik yang dapat
digunakan dengan urutan manapun : Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG,
Matriks IE dan Matriks Strategi Besar. Alat-alat ini bergantung pada informasi
yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal
dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan (matching) faktor-faktor
keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan
strategi alternatif yang masuk akal. Mengembangkan gagasan yang memanfaatkan
kekuatan untuk menangkap peluang dapat dianggap sebuah serangan, sementara
strategi yang dirancang untuk memperbaiki kelemahan sembari menghindar dari
ancaman bisa diistilahkan sebagai pertahanan.
Matriks
SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer
mengembangkan empat jenis strategi. Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi
Tindakan (Strategic Posistion and Action Evaluation-SPACE) merupakan kerangka
empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensif
atau kompetitif yang paling cocok untuk organisasi tertentu. Matriks BCG secara
grafis menggambarkan perbedaan antara divisi dalam hal posisi pangsa pasar
relatif dan tingkat pertumbuhan industri.
Divisi
yang berada di Kuadran I memiliki posisi pangsa pasar yang relatif rendah,
namun mereka bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Pada
umumnya, kebutuhan kas perusahaan ini tinggi sementara pendapatan kas mereka
rendah. Pada kuadran II dinamakan dengan Bintang, yang menggambarkan peluang
pertumbuhan dan profitabilitas jangka panjang terbaik organisasi. Kuadran III
disebut Sapi Perah Kas karena memiliki posisi pangsa pasar relatif yang tinggi
tetapi bersaing di industri dengan tingkat pertumbuhan yang rendah. Sementara
divisi-divisi pada kuadran IV dinamakan Anjing karena memiliki posisi pangsa
pasar relative yang rendah dan bersaing dalam industri yang tumbuh lambat atau
sama sekali tidak tumbuh.
Matriks
Internal-Ekternal (IE Matrix) memosisikan berbagai divisi suatu organisasi
dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar
yang mempunyai implikasi strategis yang berbeda-beda. Pertama, ketentuan untuk
divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh
dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan
dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi
divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat
ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan; penetrasi
pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan
dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam
sel VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi. Organisasi yang berhasil,
mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam
Matriks IE.
Matriks
Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif; posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar (industri). Perusahaan-perusahaan yang berada dalam kuadran I
Matriks Strategi Besar memiliki posisi strategis yang sempurna.
Perusahaan-perusahaan yang berada di Kuadran II perlu secara serius
mengevaluasi pendekatan mereka terhadap pasar. Organisasi-organisasi kuadran
III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi
kompetitif lemah. Terakhir, bisnis-bisnis kuadran IV memiliki posisi kompetitif
yang kuat namun berada dalam industry yang pertumbuhannya lambat.
Dari
penjelasan di atas terlihat bahwa ada berbagai strategi yang dapat dipakai
perusahaan terkait dengan hasil analisis yang telah dilakukan misalnya
penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan diversifikasi produk.
Menurut Kodrat (2009), penetrasi pasar adalah menjual lebih banyak produk yang
sudah ada, di pasar yang sudah ada. Strategi ini berusaha untuk meningkatkan
market share dengan risiko rendah. Pengembangan produk adalah pengembangan
produk baru untuk meningkatkan penjualan di pasar yang ada. Strategi ini
digunakan ketika :
·
Memiliki produk yang berhasil dan telah
berada pada tahap jenuh.
·
Pesaing menawarkan produk dengan
kualitas lebih baik dan harga lebih murah.
·
Korporasi memiliki kemampuan riset dan pengembangan.
·
Bersaing di industri yang sedang tumbuh.
Pengembangan
pasar adalah meningkatkan penjualan dengan produk yang ada melalui penambahan
langganan baru. Tindakan ini sangat tepat bila tambahan biaya relatif kecil dan
akan sangat berisiko bila pasar baru memerlukan investasi dalam bentuk biaya
tetap. Produk diversifikasi adalah meningkatkan penjualan dengan cara menjual
produk baru di pasar yang baru pula.
3. Tahap
Keputusan.
Analisis
dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan perumusan strategi.
Teknikteknik pencocokan yang baru saja dibahas memaparkan berbagai alternatif
strategi yang bisa ditempuh. Banyak dari strategi ini kemungkinan akan
diusulkan oleh para manajer dan karyawan yang berpartisipasi dalam analisis dan
aktivitas pemilihan strategi. Setiap strategi tambahan yang dihasilkan dari
analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan pada daftar
pilihan alternatif yang masuk akal. Tahap keputusan menggunakan Matriks
Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Salah satu keistimewaan dari QSPM
adalah bahwa rangkaian-rangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan
atau bersamaan. Keistimewaan lain dari QSPM adalah mendorong para penyusun
strategi untuk memasukkan faktor-faktor eksternal dan internal yang relevan ke
dalam proses keputusan.
Pada kondisi normal pengambilan dan
pemilihan strategi adalah proses yang seperti biasa sudah di pakai yaitu
analisis internaleksternal, lalu timbul beberapa alternatif dan kemudian
dipilih strategi yang paling sesuai dan diimplementasikan. Namun di saat
krisis, berdasarkan riset dan observasi, bisnis yang sukses juga harus
memperhatikanfaktor 6C berikut ini secara komprehensif dan tidak parsial :
1. Client.
Melihat perbedaan
client dengan customer dapat merubah cara pandang dalam berbisnis. Customer
adalah orang yang membeli produk atau jasa kita, sedangkan client adalah orang
yang berada dalam perlindungan kita dan karenanya merasa aman dan nyaman jika
menggunakan produk/jasa kita. Jika perusahaan menempatkan pelanggannya sebagai
klien, perusahaan akan memberikan produk atau jasa yang terbaik dan tidak
merugikan kliennya.
2.
Corporation.
Tentukan dulu apa
kompetensi inti kita, yang harus bersifat valuable, rare, costly to imitate dan
non-substitutable. Mendapatkan kompetensi inti tentu tidak mudah tapi harus
berawal dari visi, misi dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
3.
Contestant.
Semua yang dapat
mempengaruhi client alam pengambilan keputusan pembelian, baik pesaing langsung
maupun tidak langsung, produk pengganti, produk alternatif maupun ancaman
pendatang baru. Perusahaan di dunia bisnis tidak akan pernah berdiri sendiri.
Ketika usaha bisnisnya menampakkan sinyal prositif dan kemajuan yang
signifikan, banyak pebisnis lain yang akan ikut serta. Ini menuntut perusahaan
untuk mampu menghadapi kompetisi bisnis. Jika perusahaan tidak dapat bertahan
maka pesaing lain akan menggerus bisnisnya dan merebut pangsa pasar yang ada.
4.
Changes.
Dunia yang bergerak
mendorong kita bergerak fleksibel. Sensitivitas terhadap perubahan
politik-demografi-hukum-lingkunganekonomi-teknologi dan sosial budaya memaksa
kita membuat rencana bisnis yang harus fleksibel juga terhadap perubahan.
Krisis perekonomian yang terjadi juga merupakan bagian dari perubahan kondisi
ekternal yang akan berdampak pada perusahaan. Jika perusahaan tidak mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi maka perusahaan akan tertinggal atau
bahkan gulung tikar.
5.
Companions atau partnership.
Di era globalisasi yang
menuntut tiap perusahaan meningkatkan kompetensi ini, penemuan teman
seperjuangan adalah hal yang vital dan membantu untuk lebih fokus. Untuk
mengembangkan bisnis atau memperlancar kegiatan produksi perusahaan dapat
melakukan serangkaian kerjasama. Misalnya dengan merger, akuisisi dan aliansi
bisnis.
6.
Coercive group.
Ini adalah grup-grup
penekan yang bisa memusingkan kepala. Di tingkat internasional siapa yang tidak
kenal Green Peace, misalnya. Pendekatan terhadap grup-grup penekan ini
memerlukan keahlian khusus sebab apa yang mereka teriakkan belum tentu sama
dengan apa yang mereka inginkan.
Keenam langkah di atas merupakan unsur
teknis dalam pemilihan strategi bisnis, unsur yang menerapkan scientific
management sebagai landasan berpikir. Jika semua unsur di atas dilaksanakan
sepenuh hati, akan memberikan pedoman yang sangat jelas kepada para pebisnis
untuk tetap dapat selamat di kondisi krisis global ini.
Untuk dapat bersaing di masa krisis
perusahaan tidak dapat bersandar pada keunggulan sesaat namun juga keunggulan
yang bisa bertahan untuk jangka waktu yang relatif panjang. Porter (dalam
Kerjajaya, 2009) mengemukakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara.
1. Cost
leadership. Kemampuan menawarkan layanan dengan biaya yang lebih rendah.
2.
Diferensiasi. Kemampuan memberikan
sesuatu yang unik diantara kompetitornya.
3. Fokus
pada pendekatan dimana memilih melayani hanya satu segmen spesifik.
Tiga
jurus strategi yang acapkali diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan kelas
dunia :
1. Jurus
yang pertama adalah pilihan strategi yang berorientasi pada product leadership.
Perusahaan pada kategori ini selalu berupaya menciptakan produk-produk dengan
kualitas premium, dan selalu one step ahead dibanding produk kompetitor.
2. Jurus
strategi yang kedua adalah pilihan yang berorientasi pada operational
excellence. Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah
membangun proses bisnis yang super efisien.
Jurus yang Ketiga adalah
pilihan strategi yang mengacu pada customer intimacy (keintiman dengan
pelanggan). Bagi perusahaan dalam kategori ini, yang paling utama adalah
membangun hubungan yang intim dengan para pelanggannya.
thanks buat materinya..
BalasHapusSama-sama...
Hapusini sumber nya dari mana ya ?
HapusManajemen Strategis nya Fred David dan Analisis SWOT nya Freddy Rangkuti
Hapus