Jumat, 07 Desember 2012

MANAJEMEN STRATEGIS-Strategi dalam Implementasi


A.    BERBAGAI TIPE STRATEGIS
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Intensif Penetrasi Pasar dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika pasar tidak jenuh dengan produk atau jasa tertentu. Ketika angka penggunaan oleh para pelanggan dapat ditingkatkan secara signifikan.Ketika pangsa pasar para pesaing utama sedang merosot sedangkan total penjualan industri sedang meningkat. Ketika korelasi antara penjualan dalam rupiah dan biaya pemasaran dalam rupiah secara historis tinggi. Ketika naiknya skala ekonomi menjadi keunggulan kompetitif yang besar.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Intensif Pengembangan Pasar dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika ada saluran-saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah, dan bermutu bak. Ketika  sangat berhasil dalam hal yang dikerjakannya.Ketika ada pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum jenuh. Ketika  mempunyai modal maupun sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelola operasi yang semakin besar. Ketika  mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan. Ketika lingkup industri dasar  menjadi global dengan cepat.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Intensif Pengembangan produk dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika  mempunyai produk sukses yang mencapai tahap kematangan dalam. daur hidupnya; idenya adalah menarik para pelanggan yang puas untuk mencoba produk-produk baru (yang lebih baik) karena mereka memiliki pengalaman positif dengan produk atau jasa  saat itu. Ketika  bersaing dalam industri di mana perkembangan teknologi terjadi sangat cepat. Ketika para pesaing utama menawarkan produk dengan mutu lebih baik dan harga yang sebanding.Ketika  bersaing dalam industri yang tumbuh cepat. Ketika  mempunyai kemampuan penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Diversifikasi Konsentris dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika  bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. Ketika menambah produk baru, namun masih terkait, akan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini secara signifilean. Ketika produk baru, namun masih terkait, dapat ditawarkan dengan harga yang sangat hersaing. Ketika produk baru, namun masih terkait mempunyai fluktuasi penjualan musiman yang menyeimbangkan fluktuasi penjualan  tersebut saat ini. Ketika produk-produk  saat ini dalam tahap daur hidup produk yang menurun. Ketika  mempunyai tim. manajemen yang kuat.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Diversifikasi Konglomerat dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika industri dasar  sedang mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot. Ketika  mempunyai modal maupun tenaga manajerial yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru. Ketika  mempunyai peluang untuk membeli bisnis yang tidak terkait yang merupakan peluang investasi yang menarik. Ketika ada sinergi finansial antara  yang diakuisisi dengan  yang mengakuisisi, (perlu diingat bahwa perbedaan mendasar antara diversifikasi konsentris dan konglomerat adalah bahwa yang pertama harus didasarkan atas persamaan pasar, produk, atau teknologi, sedangkan yang terakhir lebih berlandasan pada pertimbangan-pertimbangan keuntungan) Ketika pasar yang ada untuk produk  saat ini telah jenuh. Ketika tindakan dan monopoli (antitrust) dapat dilakukan terhadap  yang secara historis memusatkan perhatian pada satu industri saja.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Diversifikasi Horizontal dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika pendapatan  yang berasal dari produk atau jasa yang ada dapat meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. Ketika  bersaing dalam industri yang sangat kompetitif dan/atau tidak tumbuhseperti ditunjukkan oleh margin keuntungan yang kecil. Ketika saluran distribusi  tetsebut saat ini dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk baru bagi para pelanggan yang sudah ada. Ketika produk-produk baru tersebut mempunyai pola penjualan yang siklusnya berbeda dengan produk-produk  tersebut saat ini.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Defensif Usaha Patungan dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika suatu  yang dimiliki perorangan melakukan usaha patungan dengan  yang dimiliki publik (sudah gopublic). Ada beberapa keunggulan dalam  yang dimiliki perorangan, yaitu adanya kepemilikan yang bersifat tertutup. juga ada beberapa keunggulan dalam  yang dimiliki pubhk, seperti akses ke penerbitan saham sebagai sumber modal. Kadang-kadang, keunggulan unik yang ada di yang dimiliki perorangan dapat digabungkan secara sinergis dengan  yang dimiwd ublik dalam sebuah usaha patunganjoint venture). Ketika  domestik membentuk usaha patungan dengan  sing; usaha patungan dapat memberi peluang kepada  domestik untuk mendapatkan manajemen lokal di negara asing, sehingga mengurangi risiko seperti penyitaan dan gangguan oleh para pejabat negara tuan rumah. Ketika kompetensi yang berbeda dari dua  atau lebih saling elengkapi satu sama lain. Ketika suatu proyek mempunyai potensi yang sangat menguntungkan, namun menuntut adanya sumber daya dan risiko yang sangat besar;  pi.pa minyakAlaska merupakan contohnya. Ketika dua  kecil atau lebih mempunyai kesulitan dalam bersaing engan  besar. Ketika dianggap perlu untuk memperkenalkan teknologi baru dengan cepat.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Defensif Rasionalisasi Biaya dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika suatu  mempunyai kompetensi pembeda yang jelas, namun agal untuk mencapai maksud dan tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu. Ketika suatu  adalah pesaing yang lebih lemah dalam suatu industri tertentu. Ketika suatu  dipusingkan oleh ketidakefisienan, keuntungan yang rendah, moral karyawan yang rendah, dan tekanan dari para pemegang saham untuk memperbaiki kinerja. Ketika suatu telah gagal memanfaatkan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, mengambil manfaat dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu; yaitu jika para manajer strategis  telah gagal (dan mungkin akan diganti oleh orang-orang yang lehih kompeten). Ketika suatu  telah rumbuh begitu besar dan begitu cepat sehingga perlu ada restrukturisasi internal besar-besaran.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Defensif Divestasi dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu ketika suatu  telah menjalankan strategi rasionalisasi biaya namun tidak berhasil mencapai target perbaikan yang ditetapkan. Ketika suatu divisi membutuhkan sumber daya yang lebih banyak agar bisa bersaing, namun di luar kemampuan  untuk menyediakan sumber daya tersebut. Ketika suatu divisi menjadi penyebab buruknya kinerja  secara keseluruhan. Ketika suatu divisi tidak cocok dengan bagian lainnya dalam ; hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan pasar, pelanggan, manajer, karyawan, nilai-nilai, atau kebutuhan yang radikal dengan bagian lainnya dalam .Ketika sejumlah besar dana tunai dibutuhkan dengan cepat dan tidak dapat diperoleh secara wajar dari sumber-sumber lainnya. Ketika undang-undang anti-monopoli (antitrust) mengancam suatu.
Perencana Strategi berkontribusi dalam menentukan Strategi Defensif Likuidasi dengan berpedoman pada kapan sebaiknya menerapkannya secara efektif, yaitu tiga hal yang bisa dijadikan pedoman bila ingin menerapkan strategi likuidasi secara efektif, yaitu ketika suatu  telah menjalankan strategi rasionalisasi biaya dan divestasi, namun tidak satu pun yang berhasil. Ketika satu-satunya alternatif untuk  hanya kepailitan; likuidasi merupakan cara yang teratur dan terenchna untuk memperoleh uang tunai sebanyak mungkin dengan menjual aset-aset . Sebuah  dapat secara sah menyatakan kepailitan dahulu, kemudian melikuidasi berbagai divisi untuk mengumpulkan modal yang diperlukan. Ketika para pemegang saham dari suatu  dapat meminimalkan kerugian mereka dengan menjual aset-aset

B.     Merger dan Leveraged Buyout
Akuisisi dan merjer merupakan dua cara yang secara umum digunakan untuk menjalankan strategi. Suatu akuisisi terjadi ketika sebuah perusahaan besar membeli suatu perusahaan yang (biasanya) lebih kecil. Suatu merjer adalah tindakan ketika dua buah atau lebih perusahaan yang relatif berukuran sama menyatukan diri dan membentuk perusahaan baru. Ketika akuisisi atau merjer tidak diharapkan kedua belah pihak, maka tindakan tersebut disebut sebagai pengambilalihan (takeover) atau pengambilalihan paksa (hostile takeover).
Berbagai tindakan merjer, akuisisi, dan pengambilalihan sering pula dijalankan sebagai strategi untuk menjadi yang paling besar dan tangguh. Langkah ini banyak dilakukan di berbagai industri seperti perbankan, asuransi, pertahanan, kesehatan, farmasi, makanan, penerbangan, penerbitan, komputer, ritel, keuangan, bioteknologi, dan sebagainya. Beberapa alasan tentang perlunya merjer adalah: untuk memperbaiki kapasitas utilisasi; untuk memaksimalkan pemanfaatan kekuatan penjualan; mengurangi staf manajerial; memperoleh skala ekonomi (economies of scale); untuk memperkecil pengaruh trend musiman dalam penjualan; untuk memperoleh akses baru kepada pemasok, distributor, kastemer, produk, dan kreditor; untuk memperoleh teknologi baru; dan untuk strategi pembayaran pajak.
Sementara itu, LBO adalah suatu keadaan di mana para seluruh saham perusahaan dibeli oleh pihak manajemen perusahaan atau oleh investor lain dengan memanfaatkan dana pinjaman. Selain untuk menghindari pengambilalihan paksa, tindakan ini dilakukan karena berbagai keputusan manajemen unit usaha tertentu tidak sesuai dengan keseluruhan strategi korporasi atau unit tersebut hendak dijual untuk memperoleh dana tunai, atau unit bisnis tersebut sedang memperoleh tawaran harga yang atraktif. Sebuah LBO mengubah perusahaan menjadi pribadi (private, tidak publik). Pada saat ini aktivitas LBO menjadi bisnis yang menarik karena perusahaan yang telah dibeli tersebut (biasanya setelah disehatkan) dapat dijual kembali bagian per bagian untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, bahkan terkadang dengan harga premium. Bank yang bergerak di sektor ini biasa disebut sebagai merchant banking.
Namun demikian, perlu dicermati bahwa perusahaan yang dibeli investor secara LBO harus lebih hati-hati. Kehati-hatian tersebut erat kaitannya dengan peluang menjual kembali perusahaan tersebut dengan harga premium atau menjadikan perusahaan tersebut sebagai “sapi perahan” untuk membayar kembali utang yang digunakan untuk LBO atau untuk membiayai kebutuhan dana segar di bidang lainnya.

C.    Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif (Strategi Umum), yaitu :
1.      Strategi Keunggulan Biaya. Menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah bagi konsumen yang peka terhadap perubahan harga.
2.      Strategi Diferensiasi. Strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga.
3.      Strategi Fokus. Membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.

D.    Manajemen Strategis dalam Organisasi Nirlaba dan Pemerintahan
Suatu organisasi pada dasarnya bisa dibedakan menjadi dua kategori :
1.      Organisasi bisnis/komersial (swasta).
Organisasi ini adalah organisasi yang bertujuan mendapatkan laba sebanyak-banyaknya bagi pemilik. Semakin besar laba yang didapatkan oleh organisasi/bisnis ini, bisa dikatakan organisasi tersebut semakin menarik secara finansial. Sehari-hari, organisasi ini biasa disebut sebagai perusahaan, baik perusahaan perseorangan, persekutuan (CV), maupun perseroan terbatas (PT). Secara teknis bisnis seperti ini dimiliki oleh orang atau sekelompok orang.


2.      Organisasi non-komersial (sektor publik).
Organisasi ini adalah organisasi yang tidak bertujuan mendapatkan laba, biasanya kegiatannya lebih banyak berhubungan dengan aktivitas sosial dan pelayanan masyarakat. Contohnya adalah lembaga pemerintahan, partai politik, yayasan, sekolah, universitas, rumah sakit dan organisasi sejenis lainnya. Dari sudut pandang kepemilikan, organisasi ini dimiliki secara kolektif oleh masyarakat/publik. Atas dasar itu, organisasi ini dinamakan sebagai organisasi sektor publik. Kategori organisasi jenis sebenarnya masih bisa diklasifilcasikan lagi menjadi :
·         Lembaga Pemerintahan. Organisasi yang berhubungan dengan sub klasifikasi ini adalah organisasi pemerintahan, baik pemerintah pusat dan daerah. Secara operasional, organisasi ini diselenggarakan oleh pemerintah, dengan kata lain pengelolanya adalah pemerintah dan pemiliknya adalah warga negara.
·         Lembaga Non-pemerintahan (Organisasi Nirlaba). Organisasi yang merupakan bagian dari subldasifikasi ini adalah organisasi yang didirikan oleh masyarakat, baik dalam bentuk yayasan, organisasi profesi, partai politik, maupun organisasi keagamaan. Secara operasional organisasi ini tidak mencari laba dan juga tidak diselenggarakan oleh pemerintah. Pengelolanya adalah orang-orang yang dipercaya oleh masyarakat, dan pemiliknya adalah masyarakat.
Berdasarkan pembahasan di atas, kita bisa memahami bahwa karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utamanya adalah pada cara organisasi tersebut memperoleh sumber daya. Organisasi bisnis memperoleh sumber daya dari modal pemilik atau setoran pemilik, sedangkan organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan anggota atau masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat. Identifikasi perlu kita lakukan, karena pada kenyataannya, organisasi sektor publik (terutama organisasi nirlaba) juga bisa menawarkan produk/jasa yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis.

E.     Manajemen Strategis dalam Perusahaan Kecil
Kurangnya pengetahuan tentang Manajemen Strategi pada bisnis kecil merupakan hambatan yang serius bagi pebisnis kecil, masalah lainnya adalah modal yang kurang memadai untuk memanfaatkan peluang eksternal dan pemahaman kerangka acauan sehari-hari. Risetpun menunjukkan bahwa manajemen strategi pada perusahaan kecillebih informal ketimbang perusahaan besar, tetapi perusahaan kecil yang menggunakan manajemen strategis lebih berhasil disbanding yang tidak menggunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FILSAFAT-Filsafat Ilmu Ekonomi

·          Epistemologi ilmu ekonomi : Epistemologi ilmu ekonomi membahas tentang asal mula atau sumber, struktur, metode dan validitas ...