Sebelum
mengetahui hubungan pendidikan karakter dengan pengembangan nilai, moral dan
agama peserta didik, perlu diketahui definisi masing-masing. Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap berharga, diharapkan,
indah dan benar oleh masyarakat yang keberadaannya bersifat abstrak dan ideal. Moral
ialah suatu tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar dan norma yang
mengatur perilaku seseorang dan masyarakat. Sementara itu, agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Hubungan pendidikan karakter dengan pengembangan nilai, moral
dan agama peserta didik dapat dilihat dalam tujuan pelaksanaan pendidikan
karakter di sekolah. Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan dan
membentuk karakter peserta didik yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan,
pengalaman hidup, serta nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk nilai
intrinsik yang akan menjadi sikap dan perilaku peserta didik. Dalam hal ini,
nilai berfungsi sebagai materi dalam pendidikan karakter. Nilai ditanamkan
kepada peserta didik agar nilai tersebut terinternalisasi pada diri peserta
didik. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan moral sebagai pedoman untuk
mencapai nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam karakter seorang peserta
didik. Salah satu bagian dari pendidikan karakter adalah menanamkan nilai-nilai
keagamaan pada diri peserta didik, dengan demikian secara otomatis peserta
didik juga telah ditanamkan sisi moralitas berdasarkan sudut pandang keagamaan.
Sebagai contoh
pendidikan karakter dalam pembelajaran materi pemasaran kaitannya dengan pengembangan
nilai, moral dan agama adalah ketika membahas sub pokok materi “Etika Pemasaran.”
Pembelajaran ini menekankan penanaman nilai etika pemasaran yang dijunjung
tinggi. Prosedur menjalankan pemasaran suatu produk dianggap sebagai sebuah
norma yang harus dilaksanakan dengan kesadaran moral yang baik. Sementara itu,
agama dijadikan sebagai sebuah landasan materi dalam penekanan pentingnya etika
dan moral dalam menjalankan kegiatan pemasaran.
kok sedikit ya..
BalasHapusBelajar menulis dengan simple...
HapusBaccarat Rules - The Welsh Premier League
BalasHapusIt is played 라이브 바카라 사이트 on the same poker hand, where the winner of the bet is chosen by the banker or the banker, and then the winner receives two cards with the