Adam Smith meyakini berlakunya doktrin “Hukum alam” dalam
persoalan ekonomi. Ia menganggap setiap orang sebagai hakim yang paling tahu
akan kepentingannya itu demi keuntungannya sendiri. Dalam mengembangkan
kepentingan pribadinya itu, orang akan memerlukan barang-barang keperluan
hidupnya sehari-hari. Dalam melakukan ini, setiap individu akan dibimbing oleh
“sesuatu yang tak terlihat “. Setiap orang jika dibiarkan bebas
akan berusaha memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregrat. Pada
dasarnya, Adam Smith menentang setiap campur tangan pemerintah dalam Industri dan Perdagangan.
Ia adalah penganut paham perdagangan bebas dan peganjur kebijaksanaan “Pasar
bebas” dalam ekonomi. Kekuatan yang tak terlihat yaitu pasar persaingan
sempurna yang merupakan mekanisme menuju keseimbangan secara otomatis,
cenderung untuk memaksimumkan kesejahteraan nasional.
·
Pembagian
Kerja.
Pembagiaan kerja adalah titik permulaan dari Teori
Pertumbuhan Adam Smith yang meningkatkan daya produktivitas tenaga kerja. Ia
menghubungkan kenaikan itu dengan :
1.
Meningkatkan ketrampilan kerja.
2.
Penghematan waktu dalam produksi.
3.
Penemuan mesin yang menghemat tenaga.
Penyebab terakhir dari kenaikan produktivitas itu bukan
berasal dari tenaga kerja tetapi dari modal. Teknologi majulah yang melahirkan
pembagian kerja dan perluasan pasar. Tetapi apa yang mengarahkan pada pembagian
kerja adalah kecenderungan tertentu pada sifat manusia, yaitu kecenderungan
untuk tukar-menukar, barter dan mempertukarkan suatu barang dengan barang lain.
Akan tetapi, pembagian kerja tergantung pada besarnya pasar. Oleh karena itu,
perluasan perniagaan dan perdagangan internasional sangat bermanfaat, dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan fasilitas transportasi terjadi, pembagian
kerja yang semakin meluas dan peningkatan modal yang semakin besar.
·
Proses
Pemupukan Modal.
Adam Smith
menekankan, pemupukan modal harus dilakukan lebih dahulu daripada pembagian
kerja. Seperti ahli ekonomi modern, Smith menganggap pemupukan modal sebagai
suatu syarat mutlak bagi pembangunan ekonomi. Dengan demikian permasalahan
pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan manusia untuk lebih banyak
menabung dan menanam modal. Modal suatu bangsa meningkat dengan cara yang sama
seperti meningkatnya modal perseorangan yaitu dengan jalan memupuk dan menambah
secara terus menerus tabungan yang mereka sisihkan dari pendapatan. Maka dari
itu, cara yang paling cepat adalah dengan menanamkan modal sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan penghasilan yang paling besar pada seluruh penduduk
agar mereka dapat menabung sebanyak-banyaknya. Dengan demikian tingkat investasi
akan ditentukan oleh tingkat tabungan dan tabungan sepenuhnya diinvestasikan.
·
Peranan
Tingkat Suku Bunga Dalam Pembangunan Ekonomi.
Adam Smith
menulis bahwa dengan adanya peningkatan kemakmuran, kemajuan dan jumlah
penduduk, tingkat suku bungan akan menurun, dan akibatnya persediaan modal akan
membengkak. Alasannya, dengan tingkat suku bunga yang rendah para lintah darat
terpaksa meminjamkan uangnya dalam jumlah lebih besar untuk mendapatkan lebih
banyak bunga dengan maksud mempertahankan standar hidupnya. Jadi dengan
menurunnya tingkat suku bunga, jumlah modal yang dipinjamkan akan meningkat,
tetapi bila tingkat suku bunga turun terlalu rendah para lintah darat tidak
sanggup untuk meminjamkan uangnya lebih banyak lagi. Dalam keadaan seperti ini,
mereka akan memilih investasi dan menjadi pengusaha. Jadi, walaupun tingkat
suku bunga menurun, akhirnya terdapat pula peningkatan pemupukan modal dan
kemajuan ekonomi.
·
Agen Pertumbuhan.
Menurut Adam Smith, para petani, produsen dan pengusaha
merupakan agen kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Adalah perdagangan bebas dan
persaingan, yang mendorong mereka memperluas pasar, yang pada gilirannya memungkinkan
pembangunan ekonomi. Fungsi ketiga agen itu saling berkaitan erat. Bagi Smith,
pembangunan pertanian mendorong peningkatan pekerjaan konstruksi dan
perniagaan. Pada waktu terjadi kenaikan surplus pertanian sebagai akibat pembangunan
ekonomi, maka permintaan akan jasa perniagaan dan barang pabrikan akan
meningkat pula. Ini akan membawa kemajuan pada perniagaan dan berdirinya
industri manufaktur. Pada sisi lain, pembangunan tersebut akan meningkatkan
produksi pertanian apabila para petani menggunakan teknik produksi yang
canggih. Jadi pemupukan modal dan pembangunan ekonomi terjadi karena tampilnya
para petani, produsen, dan pengusaha.
·
Proses
Pertumbuhan.
Menurut
Adam Smith, proses pertumbuhan bersifat menggumpal (kumulaitf). Apabila timbul
kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur,
dan perniagaan, kemakmuran itu akan menarik kepemupukan modal, kemajuan teknik,
meningkatnya jumlah penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja, dan kenaikan
keuntungan secara terus-menerus (semua ini terjadi dalam apa yang disebut Smith
“Situasi Progresif” yang dalam kenyataanya merupakan keadaan yang menyenangkan
bagi seluruh lapisan masyarakat). Dalam keadaan yang maju seperti ini, sementara
masyarakat meraih hasil-hasil yang lebih baik, keadaan buruh miskin menjadi
kelompok yang paling bahagia dan nyaman. Tetapi proses ini ada akhirnya,
kelangkaan sumber daya pada akhirnya memberhentikan pertumbuhan. Smith menulis,
dalam suatu negara yang telah sanggup memperoleh kemakmuran seperti itu karena
sifat tanah dan iklimnya, dan situasinya lebuh memungkinkan dibandingkan dengan
negara lain yang karena itu tidak dapat maju lebih jauh,dan yang tidak akan
mungkin mundur, baik upah buruh maupun keuntungan stok mungkin akan menjadi
sangat rendah. Didalam negara kaya seperti ini, persaingan dalam mencari
pekerjaan akan mengurangi upah sampai tingkat hidup minimal dan persaingan
antar pengusaha akan menghasilkan keuntungan yang terendah. Sekali keuntungan
menurun, ia akan menurun terus. Investsi juga akan menurun dan dengan jalan
demikianlah hasil akhir dari Kapitalisme akan berupa suatu keadaan yang
Statisioner. Apabila ini tejadi, pemupukan modal berhenti, penduduk menjadi
statisioner, keuntungan minimum, upah berada pada tingkat kehidupan minimal, tidak
ada perubahan terhadap pendapatan perkapita, serta produksi dan perekonomian
menjadi macet.
·
PENERAPAN
TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI ADAM SMITH DI INDONESIA
Disadari
atau tidak, teori pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh Adam Smith ini
telah diterapkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa ada
sebagian pasar barang atau jasa yang sudah bermodel persaingan sempurna. Fakta
yang terlihat adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang selalu
diprakarsai bukan hanya oleh pemerintah, tetapi peran serta pihak swasta juga
ikut memberikan andil besar. Masyarakat tidak hanya menggantungkan diri pada
kebijakan pemerintah dalam menjalankan roda perekonomian, tetapi mereka juga
memunculkan inisiatif-inisiatif dalam kegiatan ekonominya. Contoh yang paling
kentara adalah maraknya bisnis dengan konsep wirausaha dan maraknya usaha
waralaba. Namun, teori pembangunan ekonomi ini belum 100% ada di Indonesia.
Bukti nyatanya adalah masih adanya campur tangan dari pemerintah dalam
mengendalikan perekonomian melalui kebijakan-kebijakan yang diambil dan penataan
hukum yang masih mencampuri kehidupan perekonomian nasional seperti kebijakan
BLT, proteksi, pembatasan inpor-ekspor dan kebijakan-kebijakan lain.
·
KELEMAHAN
TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI ADAM SMITH
1. Persaingan
yang sempurna pada pasar barang dan jasa yang menyebabakan kalangan yang tidak
mempunyai modal yang cukup kuat akan tergusur dari perekonomian.
2. Tidak
adanya peran serta pemerintah sehingga pengawasan tidak dapat dilakukan secara
penuh yang akan membuat kalangan menengah kebawah sulit untuk bersaing.
3. Pertumbuhan
yang bertumpu pada penanaman modal akan sangat bergantung pada investasi yang
tertanam, sehingga jika investasi menurun karena tidak ada modal, perekonomian
akan sulit untuk bertumbuh.
4. Pentingnya
skill dalam mencari pekerjaan membuat persaingan didunia kerja semakin berat
yang kemungkinan akan membebani orang dengan tingkat pendidikan rendah dan orang
yang tidak mempunyai skill yang cukup akan tergusur dari dunia kerja.
5. Penggunaan
teknologi akan membuat pengangguran semakin besar jika skill tenaga kerja tidak
dapat mengimbangi penggunaan mesin dan teknologi lain dalam praktek
penyelenggaraan perekonomian.
6. Masih
adanya ketergantungan pada sumber daya alam sehingga teori pembangunan ekonomi
ini sulit diterapkan di Negara-negara yang kondisi alamnya tidak subur.
·
KEKUATAN
TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI ADAM SMITH
1. Persaingan
yang sempurna memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai maksimalisasi nilai
usahanya. Dengan demikian, seseorang atau badan usaha tertentu dapat mencapai
tingkat kemakmuran yang lebih tinggi secara terus menerus bergantung pada
seberapa kuat usahanya dalam bersaing di pasar bebas dan seberapa besar modal
yang dipunyai untuk dapat mengembangkan usahanya.
2. Agen
pertumbuhan yang melibatkan banyak partisipan didalmnya membuat kemungkinan
terjadinya jalinan kerjasama yang kuat antara pelaku-pelaku ekonomi yang akan
membuat tingkat ketergantungan yang tinggi sehingga kerjasama juga akan erat.
3. Adanya
peran serta dari pihak swasta yang akan mempermudah pengembangan perekonomian
karena akan memperkuat struktur modal sebagai tonggak awal investasi.
4. Penggunaan
teknologi akan membuat pola pengembangan pendidikan dan iptek juga akan
diperhatikan dengan seksama sehingga pola pengambilan kebijakan akan sangat dekat
hubunganya antara satu kebijakan dengan kebijakan lain yang juga sama arah
tujuan serta sasarannya.
5. Pola
pembangunan perekonomian yang masih menggunakan tenaga manusia. Sehingga ada
kemungkinan untuk mewujudkan usaha padat karya didalam perekonomian demi
mengurangi tingkat pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar