BERPIKIR
KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. BERPIKIR KRITIS
Berpikir
kritis semakin dipandang perlu. Hampir setiap detik kita dituntut untuk
berpikir kritis. Kita dituntut untuk tidak langsung menerima sesuatu secara
utuh dan menganggapnya 100% benar. Kita harus mencari sebab dan bukti-bukti
yang mendukung dari data-data yang kita terima setiap waktu. Untuk itulah
setiap orang dituntut untuk dapat berpikir kritis.
1.
Pengertian
Berpikir Kritis
Ada banyak pengertian
tentang berpikir kritis. Definisi-definisi yang dikemukakan para tokoh antara
lain dikemukakan oleh Richard Paul. Beliau mendefinisikan berpikir kritis
sebagai :
“...proses merumuskan
alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis atau mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan
(reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.”[1]
Chance dan Mertes juga mengemukakan
definisi berpikir kritis. Mereka mendefinisikan berpikir kritis sebagai :
“...sebuah
proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang
memandu keyakinan dan tindakan.”[2]
Berdasarkan dua definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis
adalah proses sadar dan sengaja dalam menafsirkan dan mengevaluasi informasi
yang secara tertib dan terampil dilakukan mulai dari menyusun konsep,
mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis atau mengevaluasi informasi yang
dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan
sebagai dasar dalam menentukan tindakan.
Inti dari kemampuan berpikir kritis
terdiri dari enam kemampuan dasar yang diantaranya :
Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen
Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen
Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan, memecahkan masalah, membuat keputusan
Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan
argumen
Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri
Sementara itu, berpikir kritis
dapat diwujudkan dalam beberapa keterampilan. Beberapa keterampilan yang
mencerminkan kemampuan berpikir kritis antara lain :
·
Merumuskan
masalah : Memformulasikan bentuk pertanyaan yang memberi
arah untuk memperoleh jawaban
·
Memberi
argumen : Argumentasi atau alasan yang sesuai konteks,
menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan argumentasi komprehensif
·
Melakukan
deduksi : Mendeduksi secara logis, kondisi logis deduktif,
melakukan interpretasi terhadap pertanyaan
·
Melakukan
induksi : Melakukan investigasi/pengumpulan data, membuat
generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik, membuat kesimpulan terkait
dengan hipotesis
·
Melakukan
evaluasi : Evaluasi diberikan berdasarkan fakta dan berdasar
prinsip atau pedoman, memberikan alternatif penyelesaian masalah
·
Memutuskan
dan melaksanakan : Memilih kemungkinan solusi,
menentukan kemungkinan tindakan yang akan dilaksanakan
2.
Manfaat
Berpikir Kritis
Ada beberapan manfaat yang dapat
diambil oleh seseorang yang mampu berpikir kritis, diantaranya :
· Membantu memperoleh pengetahuan
untuk memperkuat
argumen
· Mampu mengumpulkan dan menafsirkan
informasi secara efektif
· Mempermudah membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah
berdasarkan alasan yang kuat
· Dapat
membiasakan diri untuk
berpikiran terbuka
· Mampu mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan
jelas kepada lainnya
· Mampu
terhindar dari berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan penyesatan
3.
Proses
Berpikir Kritis
Pertama, proses berpikir kritis
bermula dari ilmu
pengetahuan. Semua dimulai
dengan mengetahui serta
meningkatkan pemahaman mengenai topik yang sedang dipikirkan.
Contohnya, jika kita berpikir mengenai bagaimana cara memperbaiki mesin, kita
pasti memerlukan pengetahuan mengenai cara kerja mesin dan sumber
permasalahan sehingga terjadi kerusakan. Pada proses ini terjadi usaha meningkatkan
pemahaman. Yang terjadi dalam proses ini adalah seseorang
mengerti tentang apa yang dipikirkannya. Jika tidak memahami apa yang kita
pikirkan, maka kita sesungguhnya tidak dapat memikirkannya secara efektif.
Langkah berpikir kritis adalah
menerapkan pikiran ke dalam tindakan atau aplikasi. Jika
kita tidak dapat mengaplikasikan pemikiran dan pengetahuan pada kehidupan
nyata, menerapkannya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidupan, maka
sesungguhnya kita belum mengetahui dengan benar mengenai pentingnya
memikirkan suatu. Karena prinsip ini maka kemampuan berpikir yang ideal adalah
dikuatkan dengan kemampuan memanfatkan atau merealisasikan pikirkan ke dalam
bentuk tindakan. Jika langkah pemikiran seperti ini dapat dilalui, maka
keterampilan lanjutan yang perlu ditingkatkan adalah menganalisis topik
pemikiran. Langkah terakhir berpikir kritis adalah membuat sintesis. Ini adalah
langkah dalam mengorganisir, menyusun konsep, menggubah, dan menciptakan hal
baru yang dikembangkan dari yang sudah ada.
4.
Melatih
Berpikir Kritis
Semua orang pada dasarnya dapat berpikir kritis
karena kemampuan berpikir kritis dapat dilatih. Ada banyak pakar yang
mengemukakan cara-cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat memiliki
kemampuan berpikir kritis. Cara-cara tersebut antara lain :
1. Menghadapi
hal-hal yang tidak biasa dihadapi.
2. Mengembangkan
kemampuan diri dalam menganalisis suatu objek.
3. Mengembangkan
kemampuan diri dalam membuat sintesis.
4. Membiasakan
diri untuk selalu melakukan evaluasi aktivitas.
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Pengertian
Keputusan
Terdapat beberapa pengertian
keputusan, diantaranya adalah sebagai berikut :
·
Menurut Ralp C. Davis, “keputusan adalah hasil pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti
terhadap suatu pertanyaan.”[3]
·
Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo,SH. “keputusan adalah suatu pengakhiran
dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab
pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan
menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.”[5]
Dari
pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan adalah suatu pemecahan masalah
sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif
dari beberapa alternatif. Definisi ini mengandung 3 arti. Setiap keputusan
pasti didasarkan pada satu dasar logika atau pertimbangan. Keputusan diambil
atas beberapa alternatif pilihan dan selalu ada tujuan yang ingin dicapai dari
penetapan suatu keputusan. Sementara itu, pengambilan keputusan memiliki
definisi tersendiri. Definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli
:
·
Menurut George R. Terry, pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua
atau lebih alternatif yang ada.
·
Menurut S.P. Siagian, pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan
tindakan yang paling tepat.
·
Menurut James A.F. Stoner, pengambilan
keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti
(digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
2.
Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut Sir Francis Bacon Proses
Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan/mendefinisikan masalah.
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya.
2. Pengumpulan
Informasi yang Relevan. Tahap
ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga dapat
diketahui penyebab timbulnya masalah.
3. Mencari
Alternatif Tindakan. Tahap
ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh berdasarkan data dan
permasalahan yang ada.
4. Analisis
Alternatif. Tahap
ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria tertentu
yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5. Memilih
Alternatif Terbaik. Tahap
ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria dan
skala prioritas tertentu.
6. Melaksanakan
Keputusan dan Evaluasi Hasil. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan
pengambilan tindakan. Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana
tindakan. Evaluasi hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk
memperbaiki suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi
perubahan-perubahan.
3.
Berpikir
Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan
Pemikiran kritis dibutuhkan dalam
proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses pengambilan keputusan,
pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya :
1. Membantu
dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
2. Membantu
dalam mengumpulkan informasi yang relevan
3. Membantu
dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan
pilihan terbaik
4. Membantu
mengevaluasi keputusan yang sudah diambil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar