Penerimaan merupakan sikap positif
terhadap dirinya sendiri, ia dapat menerima keadaan dirinya secara tenang,
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Mereka dari rasa bersalah, rasa
malu, dan rendah karena keterbatasan kebebasan dari kecemasan akan adanya
penilaian dari orang lain terhadap keadaan dirinya (Maslow dalam Hjelle dan
Ziegler, 1992) Sedangkan menurut Perls (dalam Schultz, 1991) penerimaan diri
berkaitan dengan orang yang sehat secara psikologis yang memiliki kesadaran dan
penerimaan penuh terhadap siapa dan apa diri mereka.
Berdasarkan pendapat dari beberapa
tokoh diatas penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap dirinya sendiri,
dapat menerima keadaan dirinya secara tenang dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, serta memiliki kesadaran dan penerimaan penuh
terhadap siapa dan apa diri mereka, dapat menghargai diri sendiri dan
menghargai orang lain, serta menerima keadaan emosionalanya (depresi, marah,
takut, cemas, dan lain-lain) tanpa mengganggu orang lain.
KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG MEMILIKI PENERIMAAN DIRI BAIK
Menurut Sheere (dalam Cronbach, 1963)
ciri-ciri seseorang yang mau menerima diri adalah :
a. Mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi
kehidupannya.
b. Menganggap dirinya berharga sebagai seseorang manusia yang
sederajat dengan orang lain.
c. Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.
d. Menerima pujian dan celaan secara objektif.
e. Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya
ataupun mengingkari kelebihannya.
Jadi kesimpulan karakteristik
penerimaan diri yaitu seseorang yang mau menerima dirinya sendiri mempunyai keyakinan
akan kemampuannya untuk menghadapi kehidupannya, menganggap dirinya berharga
sebagai seseorang manusia yang sederajat dengan orang lain, berani memikul
tanggung jawab terhadap perilakunya, dapat menerima pujian dan celaan secara
objektif. Serta dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka
apabila orang lain beri kritik, dapat mengatur keadaan emosi mereka (depresi,
kemarahan). Dapat menerima keadaan dirinya atau yang telah mengembangkan sikap
penerimaan terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri
ASPEK PENERIMAAN DIRI
Penerimaan diri memiliki beberapa aspek.
Sheerer (Sutadipura, 1984) menyebutkan aspek-aspek penerimaan diri, yaitu :
a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi
hidupnya.
b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.
c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal
dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya.
d. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain.
e. Mempertanggung jawabkan perbuatannya.
f.
Mengikuti
standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan.
g. Menerima pujian atau celaan secara objektif.
h. Tidak menganiyaya diri sendiri.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DIRI
Hurlock (1974) mengemukakan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan diri adalah :
a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri. Hal ini timbul adanya
kesempatan seseorang untuk mengenali kemampuan dan ketidakmampuannya. Individu
yang dapat memahami dirinya sendiri tidak akan hanya tergantung dari kemampuan
intelektualnya saja, tetapi juga pada kesempatannya untuk penemuan diri
sendiri, maksudnya semakin orang dapat memahami dirinya, maka semakin ia dapat
menerima dirinya.
b. Adanya hal yang realistic. Hal ini timbul jika individu
menentukan sendiri harapannya dengan disesuaikan dengan pemahaman dengan
kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain dalam mencapai tujuannya
dengan memiliki harapan yang realistic, maka akan semakin besar kesempatan
tercapainya harapan itu, dan hal ini akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan
hal penting dalam penerimaan diri.
c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan. Walaupun
seseorang sudah memiliki harapan yang realistik, tetapi jika lingkungan disekitarnya
tidak memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka harapan individu tersebut
akan sulit tercapai.
d. Sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan. Tidak
menimbulkan prasangka, karena adanya penghargaan terhadap kemampuan social orang
lain dan kesedian individu mengikuti kebiasaan lingkungan.
e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat. Akan terciptanya
individu yang dapat bekerja sebaik mungkin dan merasa bahagia.
f.
Pengaruh
keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Keberhasilan
yang dialami individu akan dapat menimbulkan penerimaan diri dan sebaliknya
jika kegagalan yang dialami individu akan dapat mengakibatkan adanya penolakan
diri.
g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri
yang baik Individu yang mengidentifikasikan dengan individu yang memiliki
penyesuaian diri yang baik akan dapat membangun sikap-sikap yang positif
terhadap diri sendiri, dan bertingkah laku dengan baik yang menimbulkan
penilaian diri yang baik dan penerimaan diri yang baik.
h. Adanya perspektif diri yang luas. Yaitu memperhatikan
pandangan orang lain tentang diri perspektif yang luas ini diperoleh melalui
pengalaman dan belajar. Dalam hal ini usia dan tingkat pendidikan memegang
peranan penting bagi seseorang untuk mengembangkan perspektif dirinya.
i.
Pola asuh
dimasa kecil yang baik. Seorang anak yang diasuh secara demokratis akan
cenderung berkembang sebagai individu yang dapat menghargai dirinya sendiri.
j.
Konsep
diri yang stabil. Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil, akan
sulit menunjukkan pada orang lain, siapa ia yang sebenarnya, sebab ia sendiri
ambivalen terhadap dirinya.
CARA PENERIMAAN DIRI
Menurut Basow (1992) penerimaan diri
individu yang baik dapat dinilai dari kesamaannya. Individu dengan mental yang
sehat akan memandang dirinya disukai orang, berharga dan diterima oleh orang
lain atau dirinya disukai orang, berharga dan diterima oleh orang lain atau
lingkungannya. Jika seseorang memandangnya positif, keadaan ini merupakan suatu
bentuk harapa individu mengenai dirinya dimana harapan tersebut dapat menjadi
suatu self fulfilling prophery, yaitu suatu yang diyakini oleh individu
mengembangkan dirinya berdasarkan keyakinan tersebut. Menurut Suprakti (1995)
penerimaan diri ada lima yaitu Reflected Self Acceptance, Basic Self
Acceptance, Conditional Self Acceptance, Self Evaluation, Real Ideal Comparison
seperti yang dijelaskan dibawah ini :
a. Reflected Self Acceptance Jika orang lain menyukai diri kita
maka kita akan cenderung untuk menyukai diri kita juga.
b. Basic Self Acceptance. Perasaan yakin bahwa dirinya tetap
dicintai dan diakui oleh orang lain walaupun dia tidak mencapai patokan yang
diciptakannya oleh orang lain terhadap dirinya.
c. Conditional Self Acceptance. Penerimaan diri yang
berdasarkan pada seberapa baik seseorang memenuhi tuntutan dan harapan orang
lain terhadap dirinya.
d. Self Evaluation. Penilaina seseorang tentang seberapa
positifnya berbagai atribut yang dimilikinya dibandingkan dengan berbagai
atribut yang dimiliki orang lain yang sebaya dengan seseorang membandingkan
keadaan dirinya dengan keadaan orang lain yang sebaya dengannya.
e. Real Ideal Comparison. Derajat kesesuaian antara pandangan
seseorang mengenai diri yang sebenarnya dan diri yang diciptakan yang membentuk
rasa berharga terhadap dirinya sendiri.
DAMPAK DARI ADANYA PENERIMAAN DIRI
Hurlock (1974) menjelaskan bahwa
semakin baik seseorang dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik pula
penyesuian diri dan sosialnya. Kemudian Hurlock (1974) membagi dampak dari
penerimaan diri dalam 2 kategoi yaitu :
a. Dalam penyesuaian diri Orang yang memiliki penyesuaian diri,
mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya.
Salah satu karakteristik dari orang yang meiliki penyesuaian diri yang
baik adalah lebih mengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya memiliki
keyakinan diri (self confidence). Selain itu juga lebih dapat menerima kritik,
dibandingkan dengan orang yang kurang dapat menerima dirinya. Dengan demikian orang
yang memiliki penerimaan diri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga
dapat menggunakan semua potensinya secara efektif hal tersebut dikarenakan
memiliki anggapan yang realistic terhadap dirinya maka akan bersikap jujur dan
tidak berpura-pura.
b. Dalam penyesuaian social Penerimaan diri biasanya disertai
dengan adanya penerimaan dari orang lain. Orang yang memiliki penerimaa diri
akan merasa aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain, seperti
menunjukkan rasa empati. Dengan demikian orang yang emmiliki penerimaan diri
dapat mengadakan penyesuaian soail yang lebih baik dibandingkan dengan orang
yang merasa rendah diri atau merasa tidak adekuat sihingga mereka itu cenderung
untuk bersikap berorientasi pada dirinya sendiri (self oriented). Penerimaan
diri sangat berhubungan erat dengan konsep diri karena penerimaan diri memiliki
peranan yang penting dalam pembentukan konsep diri dan kepribadian yang positif.
Orang yang memilikim penerimaan diri yang baik maka dapat dikatakan memiliki konsep
diri yang baik pula, karena selalu mengacu pada gambaran diri ideal, sehingga bisa
menerima gambaran dirinya yang sesuai dengan realitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar